#Renungan
Seperti kita tahu, puasa bukanlah menahan lapar dan haus saja. Puasa yang seperti ini, layaknya puasanya anak-anak yang masih latihan berpuasa.
Ada rukun, syarat wajib, sunnah, fardu dan hal-hal yang biasa membatalkan puasa. Alangkah baiknya bila kita pelajari dan pahami, agar ibadah puasa kita sesuai dengan ajaran dan ketentuan Allah dan RasulNya.
“Saumu” (puasa) menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu” seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. (Fiqh Islam, H Sulaiman Rasjid)
Saat ini, orang banyak berbicara melalui media sosial dalam bentuk tulisan berupa status atau postingan.
Hikmah dari puasa ini, sebaiknya buatlah postingan atau status yang baik dan bermanfaat.
Hindari postingan dalam bentuk mencela atau mengumpat orang lain, juga membicarakan kejelekan orang lain. Bila diluar ramadhan saja tindakan ini tidak diperbolehkan, maka dibulan ramadhan hal ini akan membuat puasa kita menjadi ternoda.
Dari Abu Hurairah, Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلُ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ عَزَّوَجَلَّ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/99]
Kemudian juga tentang perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لَيْسَ الصِّيَامِ مِنَ الْأَكْلِ الشَّرَابِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ الّغْوِ وَالرَّفَتِ، فَإِنْ شَابَكَ أِحَدٌ أَوْ جَهَلَ عَلَيْكَ فَقُلْ : إِنّي صَا ئِمٌ، إِنِّي صَاءِمٌ
“Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa ”
[Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 1996, Al-Hakim 1/430-431, sanadnya SHAHIH]
Pada saat berpuasa, banyak dari kita sangat berhati-hati menjaga agar tidak masuk makanan dan minuman ke dalam mulut kita, maka hendaknya kita juga berhati-hati dan menjaga apa yang keluar dari mulut kita. Baik dalam bentuk lisan kita yang berbicara maupun dalam bentuk tulisan berupa postingan atau status kita, karena hal ini akan terlihat oleh ratusan atau ribuan orang yang membacanya.
Mari berpuasa dengan baik. Jaga lisan dan tulisan kita. Agar puasa kita diterima Allah sebagai amal shaleh dan bernilai ibadah bagi kita semua.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin
Wallahua’lam bi shawab